Wednesday, June 22, 2005

MAWAR

Dari sekian bunga yang selalu menarik disimak adalah mawar. Setidaknya, itulah yang disimbolkan oleh banyak orang tentang mawar. Bunga indah dengan aneka warna dan wangi ini sering menjadi simbol multi tafsir. Buat pemuja keindahan, mawar menjadi simbol yang cocok untuk menggambarkan keindahan, kecantikan, dan sejenisnya. Sebaliknya, buat yang curiga, menggambarkan mawar sebagai keindahan yang menjerumuskan. Karena mawar yang indah kerap bertangkai duri yang tajam. Mawar dan duri juga menyimbolkan dua sisi kehidupan yang seperti bertolak belakang. Ada suasana bahagia yang bertabur senyum. Dan ada duka yang membangkitkan kesedihan. Tidak banyak yang mampu menyikapi bahagia dan sedih dalam satu bingkai yang sama. Seolah, bahagia adalah puncak di sebuah bukit, dan sedih adalah dasar jurang di sebelahnya. Penuturan berikutnya adalah raihlah bukit dan hindari jurang. Jalaluddin Rumi mengumpamakan kesedihan dan kebahagiaan manusia sebagai sayuran. Tanpa proses lama yang kadang menyedihkan: proses pencucian, berpanas-panas dalam air rebusan; sayuran cuma tinggal seonggok sampah. Dengan proses yang penuh kesedihan itu, sayuran bisa menjadi satu dengan kehidupan manusia. “Hanya melalui kesedihan, penderitaan yang disertai kesabaran, manusia bisa tumbuh menjadi laki-laki sejati.” Kesedihan adalah bagian dari rangkaian panjang menuju cita-cita kebahagiaan. Simpan keperihan menyentuh duri mawar, karena berikutnya akan ada ketakjuban indahnya mawar. Dan begitu pun sebaliknya. Maha Benar Allah swt. dalam firman-Nya, “...supaya kamu jangan bersedih dengan apa yang luput dari kamu, dan jangan terlalu gembira dengan apa yang diberikan-Nya kepadamu....” (QS. 57: 23) Muhammad Nuh

0 Comments:

Post a Comment

<< Home